
Ketua Komisi IV DPRD Karawang, memberikan arahan dan teknis guna mendukung pelaksanaan Gerakan Pengentasan Buta Aksara Al-Qur’an di Kab. Karawang, sekaligus meresmikan peluncuran BUKU ISHLAH Edisi Kedua.
Yayasan Syekh Quro Karawang bersama LPQQ Indonesia dan ABRAR melakukan tasyakuran dan saresehan dengan tema : GERAKAN NASIONAL PENGENTASAN BUTA AKSARA AL-Q’UR’AN, bertempat di Al-Ishlah, Jl. Raya Panyingkiran, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat, minggu 24 Juni 2023
Acara tersebut dihadiri oleh para Pengurus Yayasan Syekh Quro, Ketua Umum dan Sekjen. DPP. LPQQ, Official ABRAR Jakarta, Ketua Komisi IV DPRD Karawang H. Asep Syarifudin ST., MM., kepala Desa Panyingkiran E. Kusnadi, perwakilan Camat dan KUA Rawamerta, Pimpinan Pondok pesantren dan alumni Al-Ishlah, serta para pengurus dan Mualim al-Qur’an LPQQ Kab. Karawang.
Kegiatan tersebut berlangsung sangat khidmat, dibuka oleh Sekjen DPP. LPQQ Dr. KH. Muslikhun Ihsan MM., MA., dilanjutkan dengan pembacaan al-Qur’an dan tahlil, dipimpin oleh Ust. Mahbub Sholeh Zarkasyi yang dikhususkan untuk ayahandanya yaitu almarhum KH. Ahmad Zarkasyi Nuch selaku pendiri AL-ISHLAH.Ketum LPQQ Indonesia dalam sambutannya menyatakan bahwa Al-Ishlah adalah masa kecil saya berdiri tahun 1975 dan saya adalah santri pertama di Al-Ishlah bersama KH. Hasan Munjiri, S.Pd (Pengasuh Ponpes Mambaul Hikmah) dan Kyai Hasan Fudloli (Pembina HAMIDA Wilayah III Karawang) yang duduk hadir dalam acara tersebut. Disini, ditempat ini saya pertama kali bisa membaca al-Qur’an, tandas Ketum LPQQ yang juga penulis Buku Ishlah.
Ketum LPQQ Indonesia dalam sambutannya menyatakan bahwa Al-Ishlah adalah masa kecil saya berdiri tahun 1975 dan saya adalah santri pertama di Al-Ishlah bersama KH. Hasan Munjiri, S.Pd (Pengasuh Ponpes Mambaul Hikmah) dan Kyai Hasan Fudloli (Pembina HAMIDA Wilayah III Karawang) yang duduk hadir dalam acara tersebut. Disini, ditempat ini saya pertama kali bisa membaca al-Qur’an, tandas Ketum LPQQ yang juga penulis Buku Ishlah.
Selanjutnya Ketum menjelaskan latar belakang pendirian LPQQ Indonesia secara detail dan histori penulisan Buku Ishlah sebagai sebuah metode pembelajaran membaca al-Qur’an klasikal untuk kalangan remaja, dewasa dan lansia serta bagi para pelajar dan mahasiswa yang sangat praktis, simpel dan mudah, sehingga cukup dengan waktu selama 2 hari untuk bisa membaca alQur’an.
Ketum juga menjelakan secara rinci tentang visi dan misi hadirnya LPQQ Indonesia sebagai Ormas yang independen, bertujuan khusus untuk melakukan gerakan nasional pengentasan buta aksara al-Qur’an di tanah air, dibawah bimbingan para tokoh ulama dan tokoh akademisi serta tokoh masyarakat muslim.Gerakan ini harus berkoordinasi, berkolaborasi dan bekerjasama dengan semua komponen dan lemabaga-lembaga islam khususnya dengan aparatur pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif guna ikut serta mewujudkan masyarakat muslim di Indonesia yang mampu membaca dan mencintai al-Qur’an, tandasnya.
Lebih lanjut Ketum menyampaikan permohonan dukungan kepada Ketua Komisi IV DPRD Karawang, khususnya kepada Kepala Desa dan warga masyarakat Desa Panyingkiran terkait rencana pembangunan Gedung Pusdiklat. LPQQ Indonesia yang berlokasi di Al-Ishlah ini. Semoga Allah SWT. memberikan ridlo dan rahmatNya dalam pelaksanaan pembelajaran membaca alQur’an dan menjadi nilai ibadah untuk kita semua, ungkapan Ketum DPP. LPQQ dalam akhir kata sambutannya.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dan pengarahan dari Ketua Komisi IV DPRD Karawang H. Asep Syarifudin, ST., MM yang menegaskan bahwa Pemda. Karawang sudah memiliki PERDA tentang tentang kegiatan pembelajaran baca tulis alQur’an. Hadirnya LPQQ Indonesia diharapkan bisa ikut serta untuk merealisikannya, karena PERDA ini diterbitkan untuk dilaksanakan. Kesejahteraan para guru ngaji atau Muallim al-Qur’an juga sudah mendapat perhatian dari pemerintah dalam bentuk honor daerah atau honda, hal ini bisa saling bersinergi dengan program LPQQ-ABRAR dalam upaya mesejahterakan para Mualim al-Qur’an.
LPQQ Indonesia dengan program utamanya yaitu pembelajaran membaca alQur’an di setiap Desa dapat berkoordinasi dan meminta dukungan dari dana Desa tandas H. Ibe (Panggilan akrab) dari masyarakat Karawang kepada tokoh yang satu ini, sambil melirik Kepada Kepala Desa Panyingkiran yang duduk disebelahnya. Saya selaku ketua Komisi IV DPRD Karawang sangat bangga dan bersyukur dengan hadirnya LPQQ Indonesia dan terbitnya Buku Ishlah yang ditulis oleh salah satu tokoh agama di Karawang dan diterbitkan oleh Yayasan Syekh Quro Karawang.
Ini adalah niat dan cita-cita yang luhur serta kepedulian yang tinggi terhadap pengentasan buta aksara alQur-an yang harus kita dukung. Maka saya akan ikut serta berkontribusi dan memfasilitasi gerakan penhentasan buta aksara alQur’an khususnya di Karawang tandasnya. Dan saya atas nama DPRD Karawang, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan peluncuran Buku Ishlah edisi kedua ini, semoga bermanfaat untuk ummat, sambil menutup arahannya yang disambut dengan tepuk tangan dan kebahagiaan seluruh peserta yang hadir.
Kepala Desa Panyingkiran E. Kusnadi yang sudah menjabat selama 3 periode ini, sangat konsen dalam pembinaan tilawatil Qur’an kepada masyarakat. Dalam sambutannya menyatakan bahwa aparaturnya tinggal 2 orang saja yang masih belum bisa membaca alQu’an. Saya ikut bersyukur dan mendukung berdirinya Yayasan Syekh Quro dan rencana pembangunan Gedung Pusdiklat. LPQQ Indonesia di wilayahnya sekaligus menyatakan akan membantu pengurusan sertifikat tanah wakaf yang saat ini digunakan oleh Yayasan.Acara ditutup dengan do’a oleh KH. Hasan Munjiri, S.Pd yang merupakan salah satu alumni Al-Ishlah dan tokoh ulama di Kec. Rawamerta, Karawang.