
Jum’at, 17 Mei 2024
Khotbah Jum’at
Masjid Zein Syukur, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan. Banten!!!
By. Ust. Ibrahim, SP
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Khotbah ke 1:
Doa Pembuka Khotbah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ قال الله تعالى: اعوذبالله من الشيطان الر جيم (Tambahankan ayat yang berkaitan dengan tema khotbah)
Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ’ala sayyidina muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. amma ba’du.
Wa qaalallahu ta’aalaa fil qur’aanil karim:
audzubillahiminasyaitonirojim bismillahirohmanirohim,
“Ya ayyuhaladzi naamanuttaqullaha haqotuqotihi, walatamuw tuna illa wa a’tum muslimun”.
Wa’taṣimụ biḥablillāhi jamī’aw wa lā tafarraqụ,
Shadaqallahul adzim
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat beserta salam akan tetap terlimpahkan kepada suri tauladan umat manusia, tokoh paling berpengaruh didunia, yakni baginda Rasul: Muhammad Sallahu Alaihi Wasalam. Tak lupa kepada keluarga, para sahabat dan semua tabiinnya. Mudah-mudahan kita dicatat oleh Allah sebagai umatnya, ….Amin ya rabbal Alamin.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Setiap kali mendengar khutbah jumat, khotib selalu mengajak dan menyeru : marilah kita bertaqwa kepada Allah, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah. Mudah2an seruan ini sudah benar-benar kita laksanakan, kita wujudkan, kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, & mudah2an sudah menjadi perilaku baik kita, Amin yrabbal alamin.
Sebagaimana seruan tsb dijelaskan dlm surat Ali Imran ayat 102, yg sering dibaca Khotib di tiap2 kesempatan:
بسم الله الرحمن الرحيم
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ١٠٢
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha ḥaqqa tuqātihī wa lā tamụtunna illā wa antum muslimụn
Wa’taṣimụ biḥablillāhi jamī’aw wa lā tafarraqụ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali ‘Imran:102)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,
Untuk lebih memantapkan lagi taqwa kita kepada Allah, kita sepatutnya tau, mengerti tentang makna taqwa, ciri-ciri orang taqwa dan keutamaan-keutamaan taqwa.
makna Taqwa, yg lazim/sering diartikan dengan:
امتثال اوامرالله عزوجل واجتناب نواهيه
imtisalu awamirillah waijtinabu nawahiihi
إمتثال أوامريلله
“imtisalu awaamirillah” yaitu menjunjung tinggi segala perintah-Nya,
واجتناب نواهيه
“ijtinabu nawahiihi” menjauhi segala larangan-Nya.
sedangkan Taqwa menurut Imam Qusyairi, Beliau seorang ulama, wali Allah, ahli tasawuf abad ke-5 yg tersohor dari kota: Naisabur,Provinsi Khorasan(Iran), lahir 376 H / 986 M. Semoga Allah merahmati dan memuliakannya
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Menurut Imam Qusyairi kata “TAQWA” mengandung empat simbol huruf, yakni huruf Ta’ ( ﺖ ) yang bermakna Tawadlu , huruf Qof ( ﻖ ) mempunyai arti Qona’ah, huruf Wawu ( ﻮ ) berarti Wara’, dan huruf Ya’ ( ﻯ ) berarti Yaqin.
Dari susunan kata tersebut maka seseorang dapat disebut telah memperoleh derajat taqwa apabila memiliki 4 (empat) sifat, antara lain :
Pertama, Tawadlu’
Tawadlu’, adalah sikap rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, tidak takabbur, tidak mau menonjolkan diri dan jauh dari arogansi, walaupun Allah SWT telah memberikan kelebihan padanya, kelebihan harta jadi orang kaya, kelebihan ilmu jadi orang alim, kelebihan fisik jadi orang tampan dan cantik, kelebihan kekuasaan punya pangkat, jabatan, kedudukan. Orang tawadlu menganggap bahwa semua kelebihannya adalah amanah, titipan Allah SWT yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan.
Sifat tawadlu menumbuhkan rasa persamaan, kesamaan, menghormati, menghargai, toleransi, rasa senasib dan cinta keadilan. Tetapi sebaliknya sifat takabbur membawa seseorang kepada budi pekerti yang rendah dan hina seperti dengki, marah, mementingkan diri, ingin menang sendiri dan suka menguasai orang lain.
Kedua, Qona’ah
Qona’ah adalah menerima apa adanya (Kaya Hati), menerima yang sedikit, ridlo dengan segala pemberian, karunia yang menjadi keputusan Allah. Menurut Al Ghazali, orang qona’ah adalah orang yang merasa kaya meskipun tidak kaya, dirinya merasa cukup dengan apa yang telah diberikan, dilimpahkan, dianugerahkan Allah kepadanya, ia tidak mau tergiur mati-matian mengejar sesuatu yang tidak bisa dibawa mati, ia menjadi merdeka karena ridlo (menerima apa adanya) segala keputusan Allah.
Orang qona’ah selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah SWT,
فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.
“Maka bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.”
seberapapun itu hasil yang kita dapatkan harus diterima dengan lapang dada. Orang qona’ah tidak mudah menyerah, putus asa dan kecewa jika hasil yang sudah kita usahakan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Ketiga, Wara’.
Wara’ adalah sikap berhati-hati, menahan diri, menjaga diri, menjaga kesucian diri yaitu menahan diri dari hal-hal yang tidak baik (haram), tetapi juga menahan diri hal-hal yang tidak jelas, tidak pantas (syubhat), meninggalkan yang meragukan dan mengambil yang terpercaya.
Orang yang wara’ selalu selektif dan berhati-hati terhadap sesuatu, dia berhati-hati betul dalam berucap, bersikap, bertindak, juga dalam memutuskan segala sesuatu yang terkait dengan dirinya. Karena itu peluang selamatnya menjadi lebih besar.
Keempat, Yaqin.
Imam qusyairi menyebutkan, yaqin itu adalah ketetapan ilmu yang tidak berputar putar dan tidak terombang ambing serta tidak berubah rubah dalam hati.
Dalam kehidupan ini seseorang harus bersikap optimis kendati perjalanan hidup tidak selamanya manis. Tidak ada satupun yang tidak bisa diraih, tetapi syaratnya jangan ragu, sebab keraguan hanya menunjukkan bahwa tekad kita belum maksimal, tak ada kebaikan dalam keraguan, yaqinlah dengan seyaqin-yaqinnya bahwa Allah kuasa mengabulkan hajat hambanya, dengan keyaqinan yang mustahil akan bisa menjadi kenyataan, tetapi tanpa keyaqinan, kepastian akan menjadi sirna.
Allah itu sesuai prasangka hambanya, bila kita yaqin bahwa Allah akan menolong kita, maka Allah benar-benar akan menolong kita, bila kita yaqin bahwa Allahmengabulkan doa kita, maka Allah benar-benar akan mengabulkan doa kita.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mudah-mudahan kita semua yang hadir di majelis ini masjid ini termasuk orang-orang yang bertaqwa, taqwa yang sebenar-benarnya, taqwa yang tidak hanya di bibir saja, atau hanya kata-kata belaka yang tak bermakna, tapi taqwa yang menyatukan satunya lisan dengan perbuatan, satunya ucapan dengan tindakan, satunya kata dengan praktika, satunya dakwah dengan lampah, satunya ucap dengan sikap dan satunya teori dengan manifestasi.
Dengan demikian kita dapat berproses menjadi sebaik-baiknya hamba Allah sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13:
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ
Inna akromakum indallahi atqokum
Artinya: Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Doa Khotbah Pertama
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.
Khotbah ke 2:
Alhamdulillah, Alhamdulillahi rabbil alamin wassalatu wassalamu ala asrofil anbiya-i wal mursalin wa ala alihi washahbihi ajmain.
amma ba’du.
Qaalallaahuta‟aalaa filquraanil-adzim,
innallaaha wa malaa ikatahuu yushalluuna „alaanabiyy yaa-ayyuhalladzina aamnuu
shalluu „alaihi wa sallimuu tasliimaa. Allaahumma shalli wa sallim
„alaa sayyidinaa muhammad wa „alaa aalihii waashhaabihii aj ma‟iin, birahmatika yaaarhamarrahimiin
Doa Khotbah Kedua
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين. Arab
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati. Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa. Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina. Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin
ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun. fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum waladzikrullohiakbar.
“Wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq”
Wassalamualaikum wr.wb.
Wa aqiimishholah