
Jakarta, 23 April 2025 – Lembaga Pembelajaran Qiroatil Quran (LPQQ) Indonesia melaksanakan audiensi dengan Kepala Bidang Penerangan Agama Islam (Penais) Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, Bapak Slamet Abadi, dalam suasana yang penuh kehangatan dan kekeluargaan, Rabu pagi ini di Kantor Kanwil Kemenag DKI.
Audiensi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum LPQQ Indonesia, KH Mahbub Sholeh Zarkasyi, didampingi Sekretaris Jenderal Ust. Ibrahim, serta Wakil Bendahara Umum Drs. Ali Jufri. Dalam pertemuan tersebut, rombongan LPQQ menyampaikan visi, misi, serta program kerja utama lembaga dalam upaya mendukung pembelajaran Al-Qur’an secara luas di masyarakat.

Tiga Misi Utama LPQQ: Memberdayakan Umat melalui Al-Qur’anKH Mahbub Sholeh Zarkasyi menjelaskan bahwa LPQQ hadir sebagai wadah untuk memperkuat pembelajaran Al-Qur’an di seluruh Indonesia, dengan fokus pada tiga program utama:
1. Pengentasan Buta Aksara Al-Qur’an – Menjangkau masyarakat yang belum mampu membaca Al-Qur’an melalui KBMA ( Kelompok Belajar Membaca Al-Quran)
2. Penggalangan Gerakan Kebersamaan – Mengajak seluruh elemen masyarakat dan lembaga Islam untuk bersatu dalam upaya pengentasan buta aksara Al-Qur’an.
3. Peningkatan Kesejahteraan Mu’allim Al-Qur’an – Memberikan perhatian dan dukungan terhadap kesejahteraan para guru ngaji sebagai garda terdepan Gerakan Nasional Pengetasan buta aksara Al-Qur’an.Ia juga menegaskan bahwa LPQQ adalah pelayan bagi para mu’allim Al-Qur’an. “Kami berkhidmat untuk mereka. Kami menggunakan metode ishlah (Klasikal) yang sangat cocok dan menarik untuk peserta pemula, terutama yang baru mengenal huruf hijaiyah dan belajar membaca Al-Qur’an,” ujarnya.

Kabid Penais: Perjuangan untuk Al-Qur’an Harus Serius dan Lintas GolonganDalam sambutannya, Bapak Slamet Abadi memberikan apresiasi atas peran dan program LPQQ. Ia menekankan bahwa perjuangan untuk Al-Qur’an harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tanpa membawa identitas golongan. “Kalau kita serius memperjuangkan Al-Qur’an, maka tinggalkan identitas kelompok. Kita berjuang untuk umat. Semua pihak harus bergandengan tangan,” tutur beliau.Ia juga menyayangkan kurangnya perhatian terhadap prestasi di bidang keagamaan dibandingkan dengan bidang lain seperti olahraga. “Sekolah umum seharusnya membiasakan pelajar untuk melaksanakan ibadah seperti sholat Dhuha, dan memasukkan muatan agama Islam yang kuat dalam kurikulum keseharian mereka,” tambahnya.
Dorongan untuk Sekretariat LPQQ di Jakarta Islamic Centre (JIC)Dalam audiensi tersebut, Bapak Slamet Abadi menyatakan dukungannya terhadap rencana pembentukan Sekretariat Pusat LPQQ di Jakarta Islamic Centre (JIC). Ia menjelaskan bahwa keberadaan sekretariat di JIC akan memberikan banyak manfaat strategis:
1. Mempercepat gerakan dan koordinasi LPQQ.
2. Memberikan rasa kepemilikan bagi Pemerintah Daerah terhadap program LPQQ.
3. Memfasilitasi komunikasi dan sinergi antara Dewan Pengurus Pusat (DPP) dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW).
“Saya siap menyampaikan rekomendasi ini ke BKD agar LPQQ bisa segera memanfaatkan salah satu ruangan di JIC untuk sekretariat pusatnya,” ungkapnya.
Arah Masa Depan: Inovasi dan Keterbukaan Metode PembelajaranMenutup pertemuan, Bapak Slamet Abadi menegaskan bahwa perjuangan di jalan Al-Qur’an harus selalu terbuka terhadap inovasi. “Kita tidak boleh terpaku hanya pada satu metode. Harus ada keterbukaan untuk metode baru yang memungkinkan hasil pembelajaran lebih baik,” tegasnya.
Audiensi ini menjadi awal kolaborasi yang lebih erat antara LPQQ Indonesia dan Kemenag DKI Jakarta dalam rangka memperluas jangkauan dakwah Al-Qur’an dan memberdayakan para mu’allim di seluruh pelosok negeri. (Aim)