Banten, 1 Juli 2025 — Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Pembelajaran Qiroatil Qur’an (DPP LPQQ) Indonesia melaksanakan agenda silaturahmi ke Prof.Wawan selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten & juga Pembina LPQQ Indonesia, dalam rangka mempererat hubungan kelembagaan dan menyusun langkah strategis penguatan pembelajaran Al-Qur’an nasional.

Rombongan DPP LPQQ yang hadir dalam kunjungan ini antara lain:

KH Mahbub Sholeh Zarkasyi (Ketua Umum DPP LPQQ),

Ust. Ibrahim (Sekretaris Jenderal),

H. Dedi dan KH. Muhkriji (Ketua DPW LPQQ Banten),

Ust. Rusdi Hamzah (Pusdiklat)

serta Drs. KH. Suhaimi Ibnu Saba, MBA

Kedatangan mereka diterima dengan penuh kehangatan oleh Prof. Dr. KH. Wawan Wahyudin, M.Pd, Rektor UIN SMH Banten.

Penguatan Struktur & Fokus Wilayah

Dalam sambutannya, KH Mahbub Sholeh Zarkasyi menyampaikan bahwa LPQQ Indonesia kini tengah melakukan revisi kepengurusan dan menanti keaktifan para pengurus baru. Ia menekankan bahwa perkembangan LPQQ sejauh ini masih terfokus pada tiga wilayah: DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, sementara wilayah lainnya belum sepenuhnya terpublikasi atau terekspos.

Terkait dengan adanya Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Agama dan Kementerian Desa (Menag–Mendes) yang berfokus pada penguatan Majelis Taklim, yg dapat direalisasikan oleh KBMA (Kelompok Belajar Membaca Al-Qur’an) KH Mahbub menyampaikan bahwa Kelompok Belajar Membaca Al-Qur’an (KBMA) di bawah LPQQ sudah terbentuk secara massif sebagai bentuk konkret menyambut arah kebijakan tersebut.

Persiapan Agenda Nasional di Masjid Istiqlal

DPP LPQQ juga tengah mempersiapkan agenda akbar Pengukuhan Nasional DPD LPQQ Indonesia, yang direncanakan akan digelar pada 10 Juli 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta. Fokus utama acara akan melibatkan tiga provinsi utama (DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat), namun tetap terbuka bagi keterlibatan dari daerah lain.

KH Mahbub berharap dukungan penuh dari Prof. Wawan, khususnya untuk penguatan Perizinan dan Pelaksanaan Pelatihan serta Pembekalan 10.000 Mualim Al-Qur’an dalam momentum bersejarah tersebut.

Dalam sambutannya Prof. Wawan Wahyudin: LPQQ Harus Terstruktur, Terukur, dan Terjadwal (Terschedule) – Butuh Sinergi Daerah dan Dukungan Pemerintah

Prof. Dr. KH. Wawan Wahyudin, M.Pd, selaku Rektor UIN SMH Banten, memberikan sejumlah arahan dan catatan penting untuk kemajuan LPQQ ke depan. Beliau menegaskan bahwa LPQQ tidak mungkin berjalan sendiri tanpa sinergi kuat dari pemerintah daerah dan pusat.

“LPQQ harus punya wadah, dan harus didorong oleh daerah. Tidak bisa hanya DPP yang bekerja. Sinergi antara pusat dan daerah mutlak diperlukan,” ujar Prof. Wawan.

3T: Terstruktur, Terukur, dan Terjadwal

Prof. Wawan menekankan pentingnya LPQQ Indonesia untuk memiliki pola kerja yang Terstruktur, Terukur, dan Terjadwal (3T). Dengan status sebagai lembaga yang masih relatif baru, LPQQ dituntut memiliki kesabaran ekstra, serta pengelolaan organisasi yang profesional dan sistematis.

“Kita harus punya target yang terukur, langkah kerja yang terstruktur, dan agenda yang terschedule dengan baik. Tanpa itu, program hanya jadi wacana,” tegasnya.

Pendanaan dan Kemitraan Strategis

Dalam konteks pembiayaan, Prof. Wawan mendorong LPQQ agar membangun jejaring kemitraan strategis. Mengingat LPQQ tidak memiliki dana mandiri, penguatan sinergi dengan lembaga seperti KNPI Pusat atau Kementerian Desa (Mendes) menjadi salah satu solusi nyata untuk menopang operasional dan ekspansi program.

“Mendes bisa diajak kerja sama dengan fokus pada tiga provinsi dulu — Jakarta, Banten, dan Jawa Barat — agar pelaksanaan program lebih terukur dan realistis.”

Untuk menjangkau hingga tingkat kabupaten dan kota, LPQQ disarankan menjalin komunikasi intensif dengan Dirjen terkait, agar ada skema pendanaan dan payung hukum berupa Peraturan Bupati (Perbup) yang mendukung pelaksanaan program di daerah.

Visi 2045: Indonesia Bebas Buta Aksara Al-Qur’an

Prof. Wawan menyatakan dukungan penuh terhadap visi LPQQ menuju Indonesia Emas 2045, khususnya dalam bidang spiritualitas dan pendidikan keagamaan, dengan cita-cita besar menjadikan bangsa ini bebas dari buta aksara Al-Qur’an.

“Masalah buta aksara Al-Qur’an adalah problem nasional, dan solusinya pun harus berskala nasional. Pemerintah harus dilibatkan. Pendekatan spiritual dan pendekatan sistem harus berjalan bersamaan.”

Pentingnya Konsolidasi dan Perijinan Nasional

Sebagai penutup, Prof. Wawan juga menggarisbawahi pentingnya penguatan komunikasi lintas lembaga, khususnya dalam hal perizinan dan legalitas kegiatan LPQQ di tingkat nasional.

“Soal perizinan harus terus digalang. Komunikasi jangan putus. LPQQ-Indonesia harus fokus, punya arah, dan tahu siapa yang bisa diajak bekerja sama secara konkret.”

Dengan arahan dari Prof. Wawan ini, LPQQ Indonesia mendapatkan energi baru untuk terus memperkuat struktur organisasi, memperluas sinergi dengan pemerintah, dan menyusun langkah taktis menuju cita-cita besar: menjadikan Indonesia bebas buta huruf Al-Qur’an di tahun 2045.

Langkah Nyata dari Banten: Kota Serang Jadi Role Model

KH. Muhkriji, Ketua DPW LPQQ Banten, melaporkan bahwa Kota Serang telah mulai bergerak aktif dalam program pengentasan buta aksara Al-Qur’an, dengan beberapa kegiatan pembelajaran yang sudah berjalan dan mendapatkan sambutan baik dari masyarakat.

Penutup: Ikhtiar Menuju Indonesia Emas 2045

Silaturahmi ini menjadi bagian dari langkah serius LPQQ Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang bebas dari buta huruf Al-Qur’an. Dengan pendekatan spiritual, struktural, dan sinergis bersama pemerintahan dan masyarakat, LPQQ bertekad menjadikan pembelajaran Al-Qur’an sebagai gerakan nasional yang berkelanjutan.

“Problem nasional, seperti buta aksara Al-Qur’an, harus diselesaikan secara nasional pula. LPQQ siap menjadi bagian dari solusi itu.”
— KH Mahbub Sholeh Zarkasyi

Silaturahmi DPP LPQQ Indonesia ke UIN Banten: Penguatan Sinergi untuk Indonesia Emas 2045 Bebas Buta Aksara Al-Qur’an

Navigasi pos


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *